Banjir di Brasil: 75 Orang Tewas dan 103 Hilang

Writing the Copy That Moves You

Banjir di Brasil: 75 Orang Tewas dan 103 Hilang

Banjir besar di Negara Komponen Rio Grande do Sul, Brasil, menewaskan sedikitnya 75 orang selama tujuh hari terakhir. Sementara itu, 103 lainnya dilaporkan sirna. Demikian dinyatakan pemerintah setempat pada Pekan (5/4/2024).

Sedikitnya 155 orang terluka, sementara kerusakan akibat hujan memaksa lebih dari 88.000 orang mengungsi. Sekitar 16.000 orang mengungsi di sekolah, gimnasium, dan daerah penampungan sementara lainnya.

Banjir meninggalkan akibat kehancuran, termasuk tanah longsor, jalan rusak, dan jembatan runtuh di semua negara bagian. Operator melaporkan pemadaman listrik dan komunikasi. Lebih dari 800.000 orang hidup tanpa pasokan air, berdasarkan badan pertahanan sipil, yang mengutip data dari perusahaan air Corsan.

Mengutip AP, Senin (6/4), ketinggian Sungai Guaiba menempuh rekor tertinggi 5,33 meter pada Pekan pagi pukul 08.00 waktu setempat, melampaui ketinggian yang menonjol pada banjir bersejarah tahun 1941, di mana ketinggian sungai saat itu menempuh 4,76 meter.

\\”Saya ulangi dan tegaskan: kehancuran spaceman yang kita alami belum pernah terjadi sebelumnya,\\” kata Gubernur Eduardo Leite pada Pekan pagi.

Musibah Keempat

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengunjungi Rio Grande do Sul untuk kedua kalinya pada hari Pekan, diantar antara lain oleh Menteri Pertahanan Jose Mucio, Menteri Keuangan Fernando Haddad, dan Menteri Lingkungan Hidup Marina Silva. Pemimpin sayap kiri dan timnya itu melihat jalan-jalan Porto Alegre yang banjir dari helikopter.

\\”Kita patut berhenti tertinggal petaka. Kita perlu melihat terlebih dulu petaka apa yang mungkin terjadi dan kita perlu berusaha,\\” kata Lula setelahnya.

Selama misa hari Pekan di Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan ia berdoa untuk warga terdampak banjir di Brasil.

Semoga Yang menyambut mereka yang meninggal dan menghibur keluarga mereka, serta mereka yang patut meninggalkan rumah mereka,\\” ujarnya.

Berdasarkan Institut Meteorologi Nasional Brasil (INMET) pada hari Kamis (2/5), Di sebagian daerah, seperti lembah, lereng gunung, dan kota, curah hujan lebih dari 300 milimeter turun dalam waktu kurang dari seminggu. Hujan lebat dimulai semenjak Senin (29/4) dan diperkirakan berlangsung sampai Pekan.

Hujan lebat yakni petaka lingkungan keempat yang terjadi di Rio Grande do Sul dalam satu tahun, menyusul banjir pada bulan Juli, September, dan November 2023 yang menewaskan 75 orang.

Imbas El Nino

Cuaca di semua Amerika Selatan dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino. Di Brasil, El Nino secara historis menyebabkan kekeringan di kawasan utara dan curah hujan tinggi di kawasan selatan.

Tahun ini, akibat El Nino sangat dramatis, dengan terjadinya kekeringan bersejarah di Amazon. Para ilmuwan mengatakan cuaca ekstrem lebih kerap terjadi akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

\\”Tragedi-tragedi ini akan terus terjadi, kian buruk dan kian kerap terjadi,\\” kata koordinator kebijakan publik di Climate Observatory, sebuah jaringan yang terdiri dari puluhan klasifikasi lingkungan dan social, Suely Araujo.